Kamis, 21 Juli 2011

Pengantar Sains untuk Anak

Sains, Sejarah dan Kemanusiaan
pengantar sainsSalah satu nikmat Allah SWT adalah ketetapan hukum-hukum-Nya dalam bentuk hukum-hukum alam dan Allah SWT pun membekali kita manusia dengan jasad, akal dan nurani untuk membaca, memahami dan memanfaatkannya untuk kemudahan dan kemakmuran hidup kita.  Sejarah panjang umat manusia, juga telah membuktikan , bahwa peradaban dan kehidupan manuisa terus berkembang seiring dengan kemampuan manusia dalam menguasai hukum-hukum alam tersebut yang kemudia kita kenal dengan ilmu Pengetahuan Alam ( Sains). Berdasar kepada sains ini kemudian diimplementasikan dalm penciptaan teknologi yang terus berkembang menghasilkan industrialisasi modern.
Sains atau Science berasal dari  Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Sains adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terdiri phusical sciences (ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorology dan fisika) dan life sciences (biologi, zoology, fisiologi). Sains terdiri dari 3 aspek:
  1. Aspek tujuan : sains adalah alat untuk menguasai alam dan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia.
  2. Sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh , merupakan hasil dari berbagai peristiwa,
  3. Sains sebagai metode untuk mendapatkan aturan, hukum-hukum atau teori-teori dari obyek yang diamati.
Sesungguhnya, sejak awal sejarah manusia ada, demikian juga sejak manusia lahir, sains itu sendiri sudah ada . Tetapi dalam prosesnya, manusia tidak langsung cepat membaca, memahamai dan menguasainya. Salah satu penyebab utama , mengapa terjadi kelambanan dan keterlambatan penguasaan sains, adalah factor manusia nya sendiri. Yang di dalam benaknya sudah dipenuhi dengan beragam doktrin, persepsi, keyakinan. mitos yang berlangsung antar generasi terhadap suatu dan kejadian di diri kita dan sekitar kita.
Sebagai gambaran, saat ini kita berkeyakinan dan membuktikan secara sains , bahwa bumi mengelilingi matahari. Namun dulu pernah berabad-abad , manusia berkeyakinan bahwa bumi ini diam dan mataharilah yang mengelilingi bumi. Dan masih banyak lagi keyakinan lama dan mitos-mitos yang berubah karena sains. Mitos dan keyakinan salah di sekitar kita harus diubah persepsinya, bahwa segala kejadian ini sudah sangat teratur melalui hukum-hukum yang pasti yang bisa rasakan, amati, buktikan dan kembangkan.
Sejarah pun pernah berlanjut khususnya dalam peradaban Yunani, sains merupakan ilmu teori yang menjadi keyakinan baru semata . Sebuah konsep dengan keindahannya. Berlanjut dengan perkembangan peradaban Islam dan sains modern di Eropa, sains berubah dari konsep menujua sesuatu yang paktek aplikatif yang memberi manfaat bagi kemanusiaan. Sejak inilah sains modern dan teknologi modern berkembang pesat.
Sains oleh manusia dan memberi manfaat kemanusiaan. Manusia yang proaktif menguasai sains akan menjadi subject, sedang manusia yang pasif atau hanya reaktif hanya menjadi objek dan konsumen produk-produk dari sains. Sebaik-baik manusia, sebaik-baik bangsa adalah yang proaktif memberi manfaat pada sesamanya. Manusia yang proaktif inilah yang berperan dalam peradaban modern saat ini.

Ilmuwan dan Siapakah Ilmuwan ?
Seorang Ilmuwan atau scientis dapat dilihat dari beberapa aspek :
  1. Dari Cara Kerja, Cara kerja untuk mengungkap segala sesuatu dengan metode sains yaitu : mengamati, menjelaskan, merumuskan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan.
  2. Dari kemampuan menjelaskan hasil dan cara memperolehnya, Misalnya jika seorang mengklain telah melihat Gajah, maka ia harus mempu menjelaskan cirri-ciri gajah, misalnya : taring, badannya besar, kupingnya lebar.
  3. Dari sikap terhadap alam dan permasalahan yang dihadapi.
Sikap seorang ilmuwan antara lain memiliki :
  • Hasrat ingin tahu yang tinggi
  • Tidak mudah putus asa
  • Terbuka untuk dikritik dan diuji
  • Menghargai dan menerima masukan
  • Jujur
  • Kritis
  • Kreatif
  • Sikap positif terhadap kegagalan
  • Rendah hati
  • Hanya menyimpulkan dengan data memadai.
Maka sesungguhnya kita semua manusia ini adalah ilmuwan , ketika punya pola pikir dan sikap-sikap keilmuwanan seperti tersebut di atas, dan kita semua punya pontensi untuk itu. Kita akan menjadi ilmuwan besar, atau menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar, berawal dari menumbuhkan kebiasaan (habit) pola pikir dan sikap keilmuwanan tersebut.

Pembelajaran Sains kepada Anak sejak Dini.
Anak adalah masa depan kita, gagasan dan karya besar adalah buah dari proses panjang, proses sejak usia dini pada anak. Anak harus punya kebiasaan-kebiasaan bersikap positip terhadap suatau dan kejadian yang ada dengan sains. Jangan dibatasi dengan doktrin, mitos tau keyakinan-keyakinan yang salah. Karena akan menjadi memory dan keyakinan yang kuat. Sudah tidak saatnya lagi menakuti anak dengan alam misal awan, bulan, pohon binatang dan kejadian-kejadiannya. Semuanya bisa dikenalkan sebagi suatu sains yang indah dan menyenangkan, yang membuat anak semakin nyaman untuk ingin tahu dan mempelajarinya.
pengantar sainsJuga jangan bebani anak dengan persepsi dan keyakinan, bahwa sains adalah sebuah ilmu langit dan sulit. Sains adalah sesuatu yang nyata dan dekat, melekat pada diri kita, ada disekitar kita, dan setiap saat kita tangkap dengan indra kita. Dan semuanya bisa kita baca, pahami dengan keindahan, asyik dan menyenangkan. Bagi anak, sains adalah semua yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukannya di alam, menarik, merangsangnya untuk mengetahui dan menyelidikinya, misalnya : anak menangkap capung dan memasukannya dalam toples, anak memperhatikan perbedaan kepiting dan laba-laba, memberi makan hewan dll.
Sejak dini pula, anak sudah belajar dengan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Maka sejak dini pula anak bisa kita ajak belajar tentang alam, tentang sains ini dengan ketiga metode tersebut. Kita yang dewasa adalah fasilitator dalam prosem pembelajaran anak, tugas kita adalah mendorong agar anak dapat mempelajari sains secara benar, mengingat semua yang dipelajarinya dengan lebih baik.
Kita harus mampu kreatif mengemas dan menyajikan pembelajaran sains kepada anak dengan cara yang menyenangkan bagi anak dengan variasi ketiga metode tersebut. Kognitif dengan memberikan wawasan melalui cerita, dongeng, lagu dan informasi sains yang ada di sekitar kita, afektif dengan mengajak merasakan keasyikan, keindahan serta menyukuri ciptaan Allah ini serta psikomotorik dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana yang menyenangkan.
( HRW-1208, dalam Pengantar Workshop KSC buat 100 guru TK di Bekasi)


Related Article:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar


 

Jejaring sosial

Saran

tombol masukan dan saran
Copyright 2010 Yani Rasmadi. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog