Minggu, 10 Juli 2011

Memahami PortoFolio

Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terdapat beberapa macam portofolio. Dalam kesenian misalnya, portofolio berarti kumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang sengaja diadakan untuk keperluan galeri pameran. Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan guru atau oleh siswa bersama guru. Portofolio dalam pendidikan adalah bagian dari usaha dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Sehingga tidak setiap kumpulan karya siswa disebut sebagai portofolio.

Paulson (1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.

Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.

Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap kegiatan dan proses pembelajaran. Secara umum, dalam dunia pendidikan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnalyang dibuat siswa.

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.

Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.

Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984).
Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Penilaian Portofolio

Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.

Portofolio

* Sebagai benda fisik (bundle atau dokumen)
* Sebagai suatu proses social
* Sebagai adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen portofolio)


Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau asesmen portofolio.

Berdasarkan pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan portofolio, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di dalam pembelajaran kimia. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan sebagai upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata S dan Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).

Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

1. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
4. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antar mata pelajaran.
6. Penyelesaian soal-soal terbuka.
7. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
8. Laporan kerja kelompok.
9. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam audio dan computer.
10. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
11. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).
12. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
13. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
14. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

Untuk menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau pedoman terperinci penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio.

Model asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang intinya adalah bahwa:

* Semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda.
* Standar ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu.
* Hasil penilaian;lulus atau tidak lulus.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Prilaku kognitif

Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif berfikir:

* Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)
* Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph)
* Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
* Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)
* Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).
* Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil tindakan tertentu.

2. Prilaku afektif

Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.

3. Prilaku psikomotorik

Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.

Jenis - Jenis Portofolio

Jenis-jenis Penilaian Portofolio, Evaluasi, asesmen atau penilaian portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang sesungguhnya atau otentik (Collins, 1988 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Hal ini disebabkan karena pada asesmen portofolio sumber informasi yang dijadikan pertimbangan dalam bentuk pekerjaan siswa yang dikoleksi secara sistematis. Dengan demikian perkembangan kemampuan siswa dapat dilihat secara mudah. Sumber informasi berupa hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dalam berbagai bentuk diantaranya:

1. Hasil kerja laboratorium dalam wujud laporan hasil kerja.
2. Hasil pelaksanaan tugas oleh peserta didik misalnya buku tugas, buku PR, buku kerja, kliping, foto atau gambar.
3. Hasil ulangan harian atau semester.
4. Penghargaan tertulis misalnya sertifikat mengikuti lomba baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, atau provinsi.
5. Daftar kehadiran
6. Catatan pribadi atau anekdik
7. Catatan tentang peringatan yangdiberikan guru ketika peserta didik melakukan suatu kesalahan.
8. Audio visual
9. Buku aktivitas

Dari berbagai jenis asesmen portofolio yang ada, guru dapat mengumpulkannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan. Pada hakikatnya asesmen portofolio dapat dibedakan kedalam dua bentuk yang banyak dikenal dewasa ini, yaitu tinjauan proses (process oriented) dan tinjauan hasil (product oriented). Perbedaan kedua bentuk portofolio tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tinjauan Proses

Portofolio proses (process oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaiman peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaiman proses awal terjadi dan waktu sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang diniali mencakup kemampuan awal, proses, dan akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik.

2. Tinjauan Hasil

Portofolio ditinjau dari hasil (product oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Dalam beberapa literatur dapat ditemukan bahwa portofolio tampilan (show portofolios) dan portiofolio dokumentasi (documentary portofolios) merupakan contoh portofolio produk.

a. Portofolio penampilan

Portofolio pemampilan (show Portofolios) adalah bentuk yang digunakan evidence terbaik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Portofolio bentuk ini dirancang untuk menunjukan evidence peserta didik yangterbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio penampilan sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat isi portofolio telahg mengacu pada kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasilbelajar yang telah ditentukan dalam kurikulum.

b. Portofolio dokumentasi

Portofolio dokumentasi (documentary portofolios) adalah bentuk yang digunakan untuk koleksi evidence peserta didik yang khusus digunakan untuk penilaian dalam portofolio dokumentasi, hanya evidence peserta didik yang terbaik yang diseleksi yang akan diajukan dalam penilaian. Asesmen portofolio dokumentasi dalam portofolio kimia misalnya, tidak hanya berisi tentang hasil akhir laporan praktikum peserta didik, tetapi juga berbagai macam draf dan komentar peserta didik terhadap laporannya tersebut. Termasuk proses sampai dihasilkannya laporan praktikum tersebut.

Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio

Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedalam beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:

1. Cacatan anekdotal, yaitu beruoa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenaiperilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa.
4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswasetelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.

sumber :
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-portofolio.html
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/jenis-jenis-penilaian-portofolio.html


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Sumber: KTSP, Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, Karya: Mansur Muslich


A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.

Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru -yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas¬yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut.
(1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.
(2) Tujuan pembelajaran.
(3) Materi pembelajaran.
(4) Pendekatan dan metode pembelajaran.
(5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
(6) Alat dan sumber belajar.
(7) Evaluasi pembelajaran.

Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh paham objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana pembelajaran kontekstual -yang dikembangkan oleh paham konstruktivis- menekankan pada tahap-tahap kegiatan (yang mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media atau sumber pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang spesifik bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana pembelajaran kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya.

B. Langkah-langkah Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
  • Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
  • Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.
  • Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
  • Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.
  • Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pem¬belajaran tersebut.
  • Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
  • Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
  • Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
  • Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua) jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/ jenis materi pembelajaran.
  • Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.
  • Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawa¬bannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
C. Format Penyusunan RPP
Ada beberapa alternatif format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bisa dikembangkan. Format yang dipilih guru sangat ber¬gantung pada sifat materi pembelajaran dan selera/kehendak kurikulum yang sedang berlaku. Yang penting adalah ketika memutuskan penggunaan format tertentu harus dilakukan secara sadar dan rasional.

Berikut ini dicantumkan tiga jenis format RPP yang biasa digunakan oleh guru. Dari ketiga format tersebut, KTSP rupanya cenderung atau berselera dengan format 1.
Setelah format dipilih, secara hierarkis langkah-langkah pokok pe¬nyusunan rencana pembelajaran atau silabus berbasis kompetensi dengan pendekatan CTL adalah sebagai berikut.
  • Bukalah Silabus Mata Pelajaran tertentu (SD/MI, SMP/MTs, atau SMA/MA - sesuai dengan tugas Anda)! Di sana Anda akan menjumpai kompetensi dasar, materi pokok, dan pencapaian hasil belajar, yang dikelompokkan berdasarkan kelas dan semester. Sebagai contoh, apabila Anda seorang guru Bahasa Indonesia di SMP/MTs dan akan mengajar siswa kelas II cawu 1, pada Bab 2 akan Anda jumpai rumusan kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar sebagai berikut:
  • Setelah memilih kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar sesuai dengan tabel tersebut, nyatakan kegiatan utama pembelajarannya! Rumusan kegiatan ini diperoleh dari penggabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapai tujuan. Tabel di atas dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan kegiatan utama pembelajaran sebagai berikut:
"Setelah membaca dalam hati teks yang mengandung tabel atau diagram, siswa menjelaskan isi tabel atau diagram kepada teman sekelompoknya. "

Catatan:
Rumusan yang berupa pernyataan kegiatan utama pembelajaran merupakan salah satu dari sekian banyak rumusan. Guru bisa membuat rumusan sendiri sekiranya rumusan tersebut dianggap kurang pas karena penekanannya tidak sesuai dengan keinginan guru.
  • Rumuskan tujuan umum pembelajarannya! Rumusan tujuan ini mengacu pada indikator pencapaian hasil belajar dan kegiatan utama pembelajaran!
  • Rincilah media yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran! Penentuan media hendaknya memenuhi ciri-ciri, antara lain sesuai dengan tujuan pembelajaran, membangkitkan minat belajar siswa, memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif, esensial, ketersediaan, kemudahan penerapan, dan kealamiahan.
  • Susunlah skenario yang berupa tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa! Skenario kegiatan harus mencerminkan aktualisasi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dan komponen utama pendekatan kontekstual.
  • Tentukan penilaian autentiknya! Dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam belajar. Data ini bisa diarahkan pada setiap tahapan kegiatan siswa dari awal sampai akhir kegiatan, termasuk hasil belajarnya.
Hasil dari langkah-langkah rencana pembelajaran berbasis kom¬petensi dengan pendekatan kontekstual terlihat pada contoh berikut. Dengan contoh ini diharapkan guru bisa mengadaptasikannya ketika harus menyusun rencana pembelajaran atas mata pelajaran yang diampunya. Contoh yang tersaji berikut juga merupakan salah satu model dari sekian banyak model yang ada. Guru pun bisa mengem¬bangkan model rencana pembelajaran lain. Hal yang penting adalah prinsip-prinsip dan karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi dan pendekatan kontekstual menjadi dasar pengembangannya.

CONTOH RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1

Standar Kompetensi :
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster.

Kompetensi Dasar :
12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

Indikator :
(1) Mampu menyusun data pokok berita.
(2) Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.
(3) Mampu menyunting berita.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2 pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.

2. Materi Pembelajaran
Penulisan teks berita
a. Teks berita.
b. Unsur-unsur berita.
c. Cara penulisan teks berita.
d. Praktik penulisan teks berita.

3. Metode Pembelajaran
a. Pemodelan
b. Tanya jawab
c. Inkuiri
d. Demonstrasi

4. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1) Siswa diajak melihat koran yang diperlihatkan/dibawa guru.
2) Siswa dan guru bertanya jawab tentang berita dan kebermaknaan menulis berita.
3) Siswa berkelompok.

b. Kegiatan Inti
1) Siswa menerima potongan wacana berita.
2) Secara berkelompok siswa memasangkan potongan berita sesuai dengan isinya.
3) Siswa diajak membahas hasil kerja dan menyimpulkan ciri-ciri isi berita dan urutan penyajian.
4) Secara berkelompok, siswa mengidentifikasi gambar yang beris peristiwa menarik.
5) Siswa menulis data gambar berdasarkan hasil identifikasi.
6) Secara berkelompok siswa menyusun pokok-pokok berita dengan memerhatikan unsur 5 W + 1 H berdasarkan hasil identifikasigambar.
7) Siswa dan guru menyusun rubrik penilaian.
8) Secara berkelompok siswa dipandu guru menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. .

c. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru melakukan refleksi.
2) Siswa mendapatkan tugas untuk mendata hal-hal yang terdapat di lingkungan sekolahnya yang dapat diangkat sebagai berita dan menuliskan pokok-pokok beritanya dengan memerhatikan 5 W+1 H.

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas rumah penulisan teks berita.

b. Kegiatan Inti
1) Siswa mendiskusikan hasil tugas rumahnya dengan bimbingan guru.
2) Siswa mengembangkan pokok-pokok berita menjadi sebuah teks berita dengan memerhatikan 5 W + 1 H.
3) Secara berkelompok, siswa menilai hasil kerja temannya dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya.
4) Siswa memperbaiki tulisan berdasarkan hasil suntingan teman.
5) Siswa dan guru memilih tiga tulisan terbaik.
6) Siswa memajang berita terbaik dari masing-masing kelompok di papan pajang kelas.
7) Tulisan terbaik diberi penghargaan.

c. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru melakukan refleksi.

5. Sumber Belajar
a. Koran
b. Buku Pelajaran Bahasa

6. Penilaian
a. Teknik : Penugasan
b. Bentuk instrumen : Tugas proyek
c. Soal /Instrumen :

1) Tulislah data pokok berita yang kamu peroleh dari lingkungan sekolahmu!

Pedoman Penskoran
2) Kembangkan data pokok berita menjadi sebuah teks berita! Rubrik penilaian teks berita
2. Suntinglah tulisanmu berdasarkan hasil penilaian temanmu, guru, dan berdasar¬kan pendapatmu!


Skor maksimal:
No 1) = 5
No 2) = 10
No 2. = 6
Jumlah = 21

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:








…………………….,……………

Guru Mata Pelajaran




.................................
NIP


Tentang Pendidikan Karakter

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.  Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
  1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
  2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
  3. Menunjukkan sikap percaya diri;
  4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
  5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
  6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
  7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
  8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
  9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
  10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
  11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
  13. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
  14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
  15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
  16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
  17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
  18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
  19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
  20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
  21. Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.
=============
Untuk melihat  kajian toeritis tentang  Urgensi Pendidikan Karakter bisa dilihat DISINI
Contoh ilustrasi  langkah-langkah penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilihat DISINI

=============
Sumber:
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama .  Jakarta
=============


Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif di Kelas

Posted on 12 Juni 2011 by AKHMAD SUDRAJAT

Pembelajaran aktif atau active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Saat ini pembelajaran aktif telah diyakini oleh sebagian besar para teoritisi, praktisi dan pemegang kebijakan di hampir seluruh belahan muka bumi ini sebagai sebuah konsep pembelajaran yang memberikan harapan bagi tercapainya mutu pembelajaran. Berpegang pada gagasan yang disampaikan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri atau indikator terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas:

Pembelajaran Aktif di kelas

Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain.
Kegiatan belajar menarik minat peserta didik.
Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik.
Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.
Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya.
Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi (penjelajahan).
Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau permainan.
Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan.
Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri), pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.
Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial.
Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera.
Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar.
Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, permainan peran, permainan (game).
Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian, pemberian semangat.
Hasil kerja (karya) peserta didik dipajangkan.
Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik berpikir dan melakukan kegiatan.
Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas pertanyaan.
Mendorong peserta didik menemukan sendiri.
Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.

Untuk dapat memenuhi seluruh ciri (indikator) di atas tentu bukan hal yang mudah, khususnya bagi kawan-kawan yang sudah tertiasa dengan pola pembelajaran pasif. Oleh karena itu, mari kita mencoba memenuhi dan mempraktikannya di kelas, mulai dari hal yang paling mungkin untuk dilaksanakan.

==========

Sumber: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Pendekatan Belajar Aktif; Buku I Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.

==========

REFLEKSI:

Dari sejumlah ciri / indikator di atas, menurut Anda hal mana yang paling sulit untuk dapat dipenuhi di kelas Anda?

Adakah solusi terbaiknya?

==========

Selamat berdiskusi dan semoga dapat semakin memberikan pencerahan bagi kita semua!

Mari budayakan berdiskusi !


Penetapan KKM dalam KTSP



Urutan Penamaan Versi Windows


Microsoft Logo 300x300 Urutan Penamaan Versi WindowsMengapa Windows terbaru yang baru diluncurkan pada 22 Oktober 2009 kemarin dinamakan dengan Windows 7? Dan mengapa gosip terbaru kelanjutan dari Windows 7 dinamakan Windows 8?
Sebenarnya penamaan versi Windows ini sesuai dengan urutan dari rilisnya Windows terdahulu. Jika ditelusuri berdasarkan versi Windows yang pernah keluar, Windows 7 bukanlah versi Windows yang keluar berdasarkan urutan ke 7 dari versi Windows yang pernah keluar. 
Berikut urutan dari versi Windows sebelum Windows 7:

  1. Windows 1.0
  2. Windows 2.0
  3. Wndows 3.0
    Windows NT (Windows 3.1)
  4. Windows 95 (Windows 4.0)
    Windows 98 (Windows 4.0.1998)
    Windows 98 SE (Windows 4.10.2222)
    Windows Millenium (Windows 4.90.3000)
  5. Windows 2000 (Windows 5.0)
    Wndows XP
  6. Windows Vista (Windows 6.0)
  7. Windows 7 – Launching 22 Oktober 2009
  8. Windows 8
Sebenarnya Windows 7 masuk dalam versi Windows 6.1, akan tetapi Microsoft sepertinya memasukkan Windows 7 sebagai versi tersendiri, Windows ke 7.


Windows 8 di Tahun 2012

Baru saja Windows 7 diluncurkan pada 22 Oktober 2009 kemarin, ada gosip mengenai kelanjutan dari Windows 7, yaitu Windows 8. Menurut rumor yang beredar, Windows 8 ini nantinya akan diluncurkan pada tahun 2012. Detail mengenai Windows 8 bermula dari Robert Morgan, yang menuliskannya di dalam kolom profil di situs jaringan bisnis Linkedln. Morgan yang memegang posisi Senior Research and Development menuliskan, kalau dirinya bekerja di departemen penelitian dan pengembangan dengan tingkat keamanan tinggi untuk proyek jangka panjang dan menengah. 
Di profilnya, Morgan menuliskan sedang mengerjakan proyek Windows 8 dan berencana membuat Windows 9. Di dalam profil tersebut juga tertulis “Kernel Windows 8 kompatibel dengan arsitektur 128-bit dan Windows 9 sedang dalam perencanaan”. Demikian yang dikutip melalui PC World, Selasa (13/10/2009).
Padahal seperti diketahui, Windows 7 yang telah dirilis pada 22 Oktober 2009 kemarin, baru mendukung 32-bit dan 64-bit. Untuk dukungan 64-bit sendiri, Microsoft menggunakannya pertama kali pada Windows XP Profesional edisi X64 yang diluncurkan pada Mei 2005 silam.
[okezone.com]
Windows 8 Road Map Gosip Keluarnya Windows 8 di Tahun 2012
Video Concept Copenhagen (Windows 8 Center) yang menunjukkan preview dari Windows 8.


Mempercepat Windows

Jika artikel sebelumnya saya memberikan tips Mempercepat Koneksi Internet, sekarang saya sharing sedikit ilmu yang biasanya saya gunakan untuk mempercepat komputer saya yang memakai sistem operasi Windows. Setelah tips dari saya ini Anda praktekkan di komputer Anda yang menggunakan sistem operasi Windows, hasilnya Windows Anda akan terasa sedikit lebih cepat.  Perbedaan ini terutama bisa Anda lihat saat Anda membuka menu Start –> Program –> …, menu-menu tersebut nantinya akan terasa menjadi lebih cepat. Selain itu, booting Windows juga akan terasa lebih cepat. Jika Anda kurang begitu tahu apa itu booting, booting itu proses saat Anda menghidupkan komputer Anda, saat Anda masuk ke dalam sistem operasi Windows Anda. Biasanya disertai dengan munculnya logo Windows.
Sekedar informasi, speksifikasi komputer yang saya pakai saat ini yaitu menggunakan processor Intel Dual Core 1.80 GHz, RAM 1.5 GB, VGA Onboard 256 MB, dan sistem operasi Windows 7.
Tips Mempercepat Windows dari saya ini meliputi setting Windows dan juga sedikit mengubah Registry-nya. Oke lanjut saja ke pembahasan.
Setting Registry
1. Buka Registry Editor dengan cara Start –> Run –> ketikkan Regedit –> Enter.
2. Ubah settingan berikut:
  • HKEY_CURRENT_USERControl PanelAccessibilityTimeOut
    Pada window sebelah kanan, ubah value data TimeToWait menjadi 100 dengan cara men-double klik TimeToWait –> ubah nilainya menjadi 100 lalu OK.
  • HKEY_CURRENT_USERControl PanelDesktop
    Ubah value data berikut:
    - MenuShowDelay = 0
  • HKEY_LOCAL_MACHINESYSTEMControlSet001Control
    - WaitToKillAppTimeout = 1000
    - WaitToKillServiceTimeout = 1000

    Untuk mengganti value data-nya menjadi 1000, double klik lalu pada Base ubah menjadi Decimal, kemudian ubah Value data menjadi 1000.
  • HKEY_LOCAL_MACHINESYSTEMControlSet002Control
    - WaitToKillAppTimeout = 1000
    - WaitToKillServiceTimeout = 1000
  • HKEY_LOCAL_MACHINESYSTEMCurrentControlSetControl
    - WaitToKillAppTimeout = 1000
    - WaitToKillServiceTimeout = 1000
  • HKEY_USERS.DEFAULTControl PanelAccessibilityTimeOut
    - TimeToWait = 100
  • HKEY_USERSS-1-5-18Control PanelAccessibilityTimeOut
    - TimeToWait = 100
  • HKEY_USERSS-1-5-19Control PanelAccessibilityTimeOut
    - TimeToWait = 100
  • HKEY_USERSS-1-5-19Control PanelDesktop
    - MenuShowDelay = 0
  • HKEY_USERSS-1-5-20Control PanelAccessibilityTimeOut
    - TimeToWait = 100
  • HKEY_USERSS-1-5-20Control PanelDesktop
    - MenuShowDelay = 0
  • HKEY_USERSS-1-5-21-3637569831-2220101736-2031668272-1000Control PanelAccessibilityTimeOut
    - TimeToWait = 100
  • HKEY_USERSS-1-5-21-3637569831-2220101736-2031668272-1000Control PanelDesktop
    - MenuShowDelay = 0
Jika harus mencari satu persatu terasa lama, solusinya biar cepat untuk melakukan penyetingan, misalnya pada point pertama di nomor 2, mengubah value data dari TimeToWait. Setelah mengubah TimeToWait dari point pertama, Copy nama dari TimeToWait (F2 lalu copy). Lalu Ctrl+F untuk melakukan pencarian, paste-kan TimeToWait ke form Find what: –> Find Next.
Secara otomatis akan mencari nama TimeToWait lainnya yang terkait. Untuk melakukan pencarian berikutnya, tekan F3.
Lakukan cara ini dalam melakukan penyetingan yang lainnya.
Setting System Configuration
1. Buka System Configuration (Start –> Run –> ketikkan msconfig –> OK)
<p>Your browser does not support iframes.</p>
2. Masuk menu Boot
3. Pada Boot options, beri centang pada No GUI boot
4. Ubah nilai Timeout menjadi 5 seconds
5. Masuk menu Startup
6. Disable aplikasi-aplikasi yang sekiranya tidak dibutuhkan, sehingga saat komputer dihidupkan aplikasi yang kurang begitu dibutuhkan tidak akan dijalankan sehingga tidak memberatkan system dan memory. Akan tetapi Anda harus tahu bahwa terdapat aplikasi dari driver yang harus dijalankan saat Startup, biasanya VGA dan Sound.
Untuk men-disable aplikasi yang sebaiknya tidak dijalankan pada waktu Startup, Anda juga bisa mengunakan software seperti TuneUp dan CCleaner.
7. OK
8. Exit without restart
Setting System Properties
1. Buka System Properties (simbol Windows yang berada di tengah Ctrl dan Alt + Pause Break)
2. Pilih System Protection –> Advance (jika menggunakan Windows 7), sedangkan untuk Windows XP langsung pilih Advance.
3. Klik Settings pada Performance –> Advance –> Change
4. Ubah Virtual Memory atau size Page File kira-kira menjadi 400 (terserah Anda, kalau bisa tidak usah terlalu banyak) –> Set –> OK –> OK –> OK
5. Restart Komputer
Pembahasan
Sekarang masuk ke pembahasan. Kita mengubah beberapa settingan ada maksudnya, jadi saya akan sedikit memberi penjelasan, sehingga setidaknya Anda mengerti.
Pada Setting Registry
- TimeToWait –> waktu tunggu system melakukan processing. Semakin kecil nilainya berarti akan membuat waktu tunggu system melakukan processing menjadi semakin lebih cepat, cukup berikan nilai 100.
- MenuShowDelay –> waktu delay saat membuka menu program yang terdapat pada menu Start. Dengan memberikan nilai 0, berarti waktu delay untuk menampilkan menu program menjadi tiada sehingga untuk melihat menu program akan menjadi semakin cepat.
- WaitToKillAppTimeout –> waktu tunggu untuk menutup aplikasi yang terbuka
- WaitToKillServiceTimeout –> waktu tunggu untuk menutup service yang berjalan di system (mempercepat saat mematikan komputer)
Pada Setting System Configuration
- No GUI boot –> memberikan centang pada No GUI boot berarti meniadakan proses saat booting (munculnya logo Windows)
Pada Setting System Properties
- Virtual Memory –> memangkas size dari Virtual Memory yang digunakan untuk Paging File. Menurut saya, penggunaan size untuk Virtual Memory tidaklah terlalu bermanfaat. Size Virtual memory yang besar hanya akan memberatkan kinerja harddisk saja. Lebih baik memaksimalkan penggunaan RAM daripada Virtual Memory.
Silakan dicoba tips Mempercepat Windows dari saya ini yang saya sendiri sudah menggunakan cara ini sejak dulu untuk Windows saya sendiri dan Windows teman saya. Dan hasilnya setiap orang berpendapat berbeda.
Maaf jika informasi yang saya berikan seputar artikel ini sedikit menyimpang atau salah. Mohon koreksinya. Terima kasih.


Cara Mempercepat Koneksi Internet

Di artikel ini saya sedikit berbagi tips mengenai beberapa hal yang biasanya saya lakukan untuk sedikit Mempercepat Koneksi Internet. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mempercepat, karena meningkatnya koneksi tergantung pada alat (modem), sinyal atau jaringan, dan paket koneksi internet yang kita pakai. Cara saya dan mungkin banyak teman-teman sudah lakukan untuk mempercepat koneksi internet ini sebenarnya lebih ke meningkatkan page load (me-load halaman web) saat kita browsing atau bisa dikatakan memonopoli bandwidth. Cara yang saya lakukan yaitu meliputi tweaking browser dan juga pemakaian tool tambahan. Dan cara ini bisa digunakan untuk koneksi internet apapun.  

Berikut cara Mempercepat Koneksi Internet yang biasanya saya lakukan:

Tweak Registry
  1. Start –> Run
  2. Ketikkan “regedit” –> OK
  3. Cari alamat HKEY_LOCAL_MACHINE/SYSTEM/Current ControlSet/services/Tcpip/ServiceProvider
  4. Di direktori ServiceProvider ubah nilai berikut:
    - DnsPriority = 1
    - HostsPriority = 1
    - LocalPriority = 1
    - NetbtPriority = 1
  5. Restart komputer
Mengubah Bandwidth pada Windows
  1. Start –> Run
  2. Ketikkan “gpedit.msc” –> OK
  3. Pada Computer Configuration, pilih Administrative Templates
  4. Klik Network –> QoS Packet Scheduler
  5. Pada window sebelah kanan, double klik limit reservable bandwidth
  6. Ubah setting menjadi enabled
  7. Ubah bandwidth limit (%) menjadi 0 (nol)
  8. OK

Tweak Mozilla Firefox
Mozilla Firefox 150x150 Mempercepat Koneksi InternetRekomendasi: gunakan versi Mozilla Firefox yang paling baru, karena selain lebih cepat juga lebih aman dari versi yang lama.
<p>Your browser does not support iframes.</p>
  1. Jalankan Mozilla Firefox
  2. Pada address bar ketikkan about:config
  3. Set konfigurasi seperti berikut ini:
    Untuk pengguna DSL :
    -
    Set “network.http.pipelining : true”
    -
    Set “network.http.proxy.pipelining : true”
    -
    Set “network.http.pipelining.maxrequests : 64?
    -
    Klik kanan, pilih New –> Integer, beri nama “nglayout.initialpaint.delay”. Beri nilai 0 (nol)

    Untuk pengguna ADSL (contoh yang menggunakan ADSL: modem Speedy) :
    -
    Set “network.http.max-connections : 64“
    -
    Set “network.http.max-connections-per-server : 21“
    -
    Set “network.http.max-persistent-connections-per-server : 8“
    -
    Set “network.http.pipelining : true”
    -
    Set “network.http.pipelining.maxrequests : 100“
    -
    Set “network.http.proxy.pipelining : true”
    -
    Klik kanan, pilih New –> Integer, beri nama “nglayout.initialpaint.delay”. Beri nilai 0 (nol)

    Untuk pengguna Dial Up (contoh yang menggunakan Diap Up: modem (pada umumnya) dan HP modem):
    -
    Set “browser.cache.disk_cache_ssl : true”
    -
    Set “browser.xul.error_pages.enabled : true”
    -
    Set “network.http.max-connections : 32“
    -
    Set “network.http.max-connections-per-server : 8“
    -
    Set “network.http.max-persistent-connections-per-proxy : 8“
    -
    Set “network.http.max-persistent-connections-per-server : 4“
    -
    Set “network.http.pipelining : true”
    -
    Set “network.http.pipelining.maxrequests : 64“
    -
    Set “network.http.proxy.pipelining : true”
    -
    Set “plugin.expose_full_path : true”
    -
    Set “signed.applets.codebase_principal_support : true”
    -
    Set “content.max.tokenizing.time : 3000000“
    -
    Set “content.notify.interval : 750000”
    -
    Klik kanan, pilih New –> Integer, beri nama “nglayout.initialpaint.delay”. Beri nilai 0 (nol)
  4. Restart Mozilla Firefox
Download Mozilla Firefox di www.mozilla.com/en-US/firefox/.
Tweak Opera
Opera Mempercepat Koneksi InternetRekomendasi: gunakan versi Opera yang paling baru, karena selain lebih cepat juga lebih aman dari versi yang lama.
Untuk koneksi internet yang sangat lambat, bisa menggunakan Opera 10 (atau yang lebih baru). Mulai Opera versi 10 ini, Opera memiliki fitur baru yaitu Opera Turbo yang dapat membantu meload page saat koneksi sedang down. Meski lambat tapi bisa meload satu halaman penuh.
Apa itu Opera Turbo?
Opera Turbo adalah optimasi di sisi server dan teknologi kompresi yang mempercepat transfer data dan mengurangi jumlah data yang harus didownload untuk melihat halaman hingga 80%. Di antara cara-cara lain, kompresi dicapai oleh gambar di-sampling oleh karena itu beberapa tingkat distorsi dalam grafis dapat terjadi.
[Opera.com]
Langkah-langkah tweak Opera:
  1. Jalankan Opera
  2. Pada address bar ketikkan “about:config” atau “opera:config”
  3. Klik Performance, dan ubah settingan berikut:
    - Max Connections Server = 10
    - Max Connections Total = 64
    - Network Buffer Size = 64
    - Check No Connection Keepalive
    - Check Non-Compliant Server 100 Continue
  4. Save
  5. Restart Opera
Tweak Internet Explorer
Internet Explorer 150x150 Mempercepat Koneksi InternetRekomendasi: gunakan versi Internet Explorer yang paling baru, karena selain lebih cepat juga lebih aman dari versi yang lama.
  1. Start –> Run –> ketik “regedit”
  2. Cari HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/Current Version/Internet Settings
  3. Pada sidebar kanan, isi nilai default dengan 10
  4. Restart komputer
Gunakan Safari Browser
Safari 150x150 Mempercepat Koneksi InternetRekomendasi: gunakan versi Safari yang paling baru, karena selain lebih cepat juga lebih aman dari versi yang lama.
Coba gunakan browser Safari keluaran dari Apple Inc. Sejak saya menggunakan browser Safari mulai dari versi 4.03 yang mengklaim sebagai browser tercepat di dunia (klaim sebagai browser tercepat di dunia juga dilakukan oleh browser Opera), memang browser Safari menampakkan keunggulannya dalam hal kecepatan. Tapi entah kenapa kecepatan Safari terasa cepat saat pertama kali instalasi, setelah sekian lama menggunakannya, lambat laun  kecepatannya tidak menentu, kadang cepat kadang biasa saja seperti browser lainnya.
Berdasarkan penjelasan fitur Safari dari websitenya, mulai di versi 4.03, Safari menggunakan Nitro Engine (kemungkinan digunakan untuk mempercepat koneksi internet) yang baru yang bekerja menjalankan JavaScript hampir 8 kali lebih cepat dari Internet Explorer 8 dan lebih dari 4 kali lebih cepat dibandingkan Firefox 3 berdasarkan kinerja dalam tes benchmark industri terkemuka: iBench dan SunSpider.
Selain unggul dalam kinerja JavaScript, Safari menawarkan kinerja HTML yang terbaik di platform apapun sehingga loading halaman web 3 kali lebih cepat dari Internet Explorer 8 dan Firefox 3.
Selain unggul dalam performance, Safari juga memiliki keunggulan dalam appearance-nya, salah satunya fitur History Search dan Bookmark 3D yang sangat cool. Akan tetapi dengan berbagai keunggulan tersebut kita harus membayarnya dengan menyediakan space harddisk yang cukup banyak untuk instalasi Safari dan penggunaan memori yang cukup banyak saat dijalankan.
Safari menurut saya kurang cocok untuk kegiatan blogging. Saya tidak bisa melakukan resize gambar dengan cara drag & drop di post box WordPress. Selain itu juga dukungan addOn (ekstensi) yang kurang yang biasanya menyertai para webmaster.
Download browser Safari melalui situs Apple di www.apple.com/safari/.
Gunakan Google Chrome (Rekomendasi)
Google Chrome Logo 300x285 Mempercepat Koneksi InternetRekomendasi: gunakan versi Google Chrome yang paling baru (yang stable), karena selain lebih cepat juga lebih aman dari versi yang lama.
Ada juga cara untuk tweaking Google Chrome, tapi saya tidak merekomendasikan. Saya pernah coba men-tweaking Google Chrome tapi beberapa hari kemudian settingan Google Chrome yang saya lakukan kembali reset sendiri. Bahkan extensions-nya hilang semua.
Belakangan ini saya menggunakan Google Chrome dan ternyata sangat memuaskan. Dari segi kecepatan cukup bisa diandalkan. Sebelumnya untuk default browser yang saya gunakan adalah Mozilla Firefox. Saya suka Firefox karena dukungan AddOn dan juga bisa di-tweak lebih jauh. Masalah Firefox muncul ketika saya memasang beberapa AddOn, padahal tidak terlalu banyak. Masalah yang terjadi adalah Firefox jadi sering crash (tiba-tiba restart sendiri). Lalu saya coba menggunakan Google Chrome yang ‘katanya’ sangat cepat memuat halaman web dan ringan. Dan ternyata memang gak mengecewakan.
Untuk extension di Google Chrome, gak kalah banyaknya dengan di Firefox, dan itu akan selalu bertambah. Banyak addOn di Firefox ada juga di Google Chrome. Kekurangan Google Chrome sama dengan Safari, yaitu tidak bisa melakukan resize gambar dengan cara drag & drop di post box WordPress (dianggap kekurangan bagi blogger). Selain itu ternyata Google Chrome belum terintegrasi dengan beberapa download manager (seperti orbit download manager).
Menurut saya, Google Chrome patut digunakan dan menjadikannya browser default.
Download Google Chrome di :
==========================================
Menggunakan Software Pendukung
WakeUp
WakeUp Mempercepat Koneksi InternetWakeUp bekerja dengan mengirimkan sebuah paket ke internet setiap 120 detik (dapat diubah), yang menjaga koneksi internet tetap tersambung. Jika koneksi terputus oleh ISP dan Windows memperlihatkan beberapa disconnected kotak pesan, WakeUp akan mencoba untuk menutupnya dan memaksa Windows untuk menyambung kembali koneksi internet.
Portable tool WakeUp ini menurut saya amat sangat membantu, meski bukan membantu mempercepat koneksi internet. Saya selalu menggunakan tool ini di setiap komputer saya terkoneksi internet.
WakeUp bisa dijalankan pada OS Windows XP, Vista maupun Windows 7. Saya sendiri menggunakannya di Windows 7. Dan yang pasti WakeUp termasuk freeware.
Saya mencoba mencari tahu website resmi dari tool WakeUp agar bisa selalu mendapatkan tool WakeUp versi yang lebih baru, akan tetapi saya tidak menemukannya. Yang saya punya adalah WakeUp versi lama, silakan download di download button berikut:
downloadbutton Mempercepat Koneksi Internet
Iobit Internet Booster (Include in Iobit Toolbox)
Iobit Toolbox Logo Mempercepat Koneksi InternetMengikuti langkah-langkah tweaking browser Firefox di atas memang menyita waktu dan merepotkan. Alternatif cara yaitu biarkan Iobit Internet Booster melakukan tweaking secara otomatis. Iobit Internet Booster bekerja Mempercepat Koneksi Internet dengan melakukan tweaking terhadap browser (IE, Firefox, dan Google Chrome) dan TCP (untuk Windows Vista dan Windows 7, tidak memerlukan optimasi TCP ini). Tweaking yang dilakukan hampir sama dengan langkah-langkah tweaking di atas. Bedanya kita hanya perlu melakukan tweaking dengan sekali klik, lalu Iobit Internet Booster akan bekerja secara otomatis.
Iobit Internet Booster Logo Mempercepat Koneksi InternetSeperti yang saya singgung sebelumnya mengenai tweaking Google Chrome. Iobit Internet Booster dapat melakukan tweaking terhadap browser Google Chrome, tapi saya tidak merekomendasikan agar kedepannya settingan atau extension yang telah ada tidak di-reset ke keadaaan Google Chrome secara default.
Iobit Internet Booster merupakan salah satu fitur yang ada di Iobit Toolbox. Untuk menggunakan Iobit Internet Booster, kita perlu set bandwidth terlebih dahulu. Setelah itu baru kita optimize. Untuk mengetahui berapa bandwidth yang perlu kita set, bisa menggunakan layanan speedtest.net atau berdasarkan kecepatan modem kita dan paket yang kita gunakan. Contohnya, saya menggunakan HP modem dari SMART dengan kecepatan 153 Kbps. Di menu set bandwidth di Iobit Internet Booster tidak terdapat angka 153 Kbps. Oleh karena itu saya mengambil yang mendekati dan tidak melebihi 153 Kbps, yaitu 56 Kbps. Kalau saya memilih 512 Kbps, itu malah melampaui kecepatan modemnya sendiri.
Iobit Internet Booster Mempercepat Koneksi Internet
Iobit Internet Booster yang include dalam Iobit Toolbox ini merupakan Freeware dan merupakan aplikasi portable. Iobit Toolbox bisa kamu download di www.iobit.com/toolbox.html.
==========================================
Banyak software/tools pendukung lainnya yang bisa membantu mempercepat koneksi internet, seperti Modem Booster dan Internet Cell Boost. Cobalah untuk mengeksplorasi sendiri. Untuk mencari tools lainnya, bisa melakukan pencarian melalui search engine.
Gunakan Tool Download Accelerator/Manager
Internet Download Manager Mempercepat Koneksi InternetUntuk proses download, gunakanlah tool download accelerator/manager seperti Internet Download Manager, Orbit Downloader, Free Download Manager atau sejenisnya. Saya merekomendasikan untuk menggunakan Internet Download Manager. Meski tidak gratis, pasti kamu bisa mendapatkannya secara gratis dengan bantuan Google.
Internet Download Manager membantu mempercepat proses download (bukan mempercepat koneksi internet). Selain itu proses download bisa dilanjutkan dilain waktu ketika proses download terhenti atau kamu ingin mem-pause ditengah jalannya proses download. Tapi itu semua bisa dilakukan jika menggunakan Internet Download Manager yang sudah di-register, bukan yang trial.
Download Internet Download Manager di www.internetdownloadmanager.com/download.html.
==========================================
Tips mempercepat koneksi internet di atas tidak sepenuhnya akan mempercepat koneksi internet secara signifikan. Tips di atas hanyalah suatu cara untuk sedikit mensiasati koneksi internet yang lambat. Dan hasilnya akan membuat koneksi internet setingkat lebih cepat disaat browsing sebelum melakukan tweaking.
Selain cara mempercepat koneksi internet di atas, bisa mensiasati koneksi internet yang lambat dengan memakai proxy server alternatif, Google DNS atau Open DNS (coba cari tahu lewat search engine), dan juga mengupgrade alat (modem) atau paket koneksi internet yang digunakan.
Tips Tambahan
Ketika koneksi internet sedang down (lemot), saya biasanya merestart koneksi internetnya. Dengan cara ini, koneksi internet saya jadi kembali seperti semula (refresh kembali). Lumayanlah bisa mempercepat koneksi internet yang sempat lemot. Tetapi bisa jadi koneksi tetap lemot karena memang sedang down.


Sejarah agama Buddha

Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut. 

Kehidupan Buddha
Menurut tradisi Buddha, tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari suku Sakya pada awal masa Magadha (546324 SM), di sebuah kota, selatan pegunungan Himalaya yang bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").
Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha), Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah ini merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri.
Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata Sansekerta yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta).
Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah mengalirnya sungai Gangga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang berbeda-beda.
Keengganan Buddha untuk mengangkat seorang penerus atau meresmikan ajarannya mengakibatkan munculnya banyak aliran dalam waktu 400 tahun selanjutnya: pertama-tama aliran-aliran mazhab Buddha Nikaya, yang sekarang hanya masih tersisa Theravada, dan kemudian terbentuknya mazhab Mahayana, sebuah gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru.

Tahap awal agama Buddha
Sebelum disebarkan di bawah perlindungan maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Dua konsili (sidang umum) pembentukan dikatakan pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan ini berdasarkan catatan-catatan dari kemudian hari. Konsili-konsili (juga disebut pasamuhan agung) ini berusaha membahas formalisasi doktrin-doktrin Buddhis, dan beberapa perpecahan dalam gerakan Buddha. 

Konsili Buddha Pertama (abad ke-5 SM)
Konsili pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha wafat di bawah perlindungan raja Ajatasattu dari Kekaisaran Magadha, dan dikepalai oleh seorang rahib bernama Mahakassapa, di Rajagaha(sekarang disebut Rajgir). Tujuan konsili ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan Buddha (sutta (Buddha)) dan mengkodifikasikan hukum-hukum monastik (vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Buddha dan saudara sepupunya, diundang untuk meresitasikan ajaran-ajaran Buddha, dan Upali, seorang murid lainnya, meresitasikan hukum-hukum vinaya. Ini kemudian menjadi dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa sejarah agama Buddha. 

Konsili Kedua Buddha (383 SM)
Konsili kedua Buddha diadakan oleh raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti konflik-konflik antara mazhab tradisionalis dan gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.
Mazhab-mazhab tradisional menganggap Buddha adalah seorang manusia biasa yang mencapai pencerahan, yang juga bisa dicapai oleh para bhiksu yang mentaati peraturan monastik dan mempraktekkan ajaran Buddha demi mengatasi samsara dan mencapai arhat. Namun kaum Mahasanghika yang ingin memisahkan diri, menganggap ini terlalu individualistis dan egois. Mereka menganggap bahwa tujuan untuk menjadi arhat tidak cukup, dan menyatakan bahwa tujuan yang sejati adalah mencapai status Buddha penuh, dalam arti membuka jalan paham Mahayana yang kelak muncul. Mereka menjadi pendukung peraturan monastik yang lebih longgar dan lebih menarik bagi sebagian besar kaum rohaniwan dan kaum awam (itulah makanya nama mereka berarti kumpulan "besar" atau "mayoritas").
Konsili ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. Mereka meninggalkan sidang dan bertahan selama beberapa abad di Indian barat laut dan Asia Tengah menurut prasasti-prasasti Kharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.
Lihat pula: mazhab awal Buddha 

Dakwah Asoka (+/- 260 SM)
Maharaja Asoka dari Kekaisaran Maurya (273232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Karena menyesali perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga membangun jalan-jalan dan rumah sakit-rumah sakit di seluruh negeri.
Periode ini menandai penyebaran agama Buddha di luar India. Menurut prasasti dan pilar yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga. Kemungkinan besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut prasasti-prasasti Asoka. 

Konsili Buddha Ketiga (+/- 250 SM)
Maharaja Asoka memprakarsai Konsili Buddha ketiga sekitar tahun 250 SM di Pataliputra (sekarang Patna). Konsili ini dipimpin oleh rahib Moggaliputta. Tujuan konsili adalah rekonsiliasi mazhab-mazhab Buddha yang berbeda-beda, memurnikan gerakan Buddha, terutama dari faksi-faksi oportunistik yang tertarik dengan perlindungan kerajaan dan organisasi pengiriman misionaris-misionaris Buddha ke dunia yang dikenal.
Kanon Pali (Tipitaka, atau Tripitaka dalam bahasa Sansekerta, dan secara harafiah berarti "Tiga Keranjang"), yang memuat teks-teks rujukan tradisional Buddha dan dianggap diturunkan langsung dari sang Buddha, diresmikan penggunaannya saat itu. Tipitaka terdiri dari doktrin (Sutra Pitaka), peraturan monastik (Vinaya Pitaka) dan ditambah dengan kumpulan filsafat (Abhidharma Pitaka).
Usaha-usaha Asoka untuk memurnikan agama Buddha juga mengakibatkan pengucilan gerakan-gerakan lain yang muncul. Terutama, setelah tahun 250 SM, kaum Sarvastidin (yang telah ditolak konsili ketiga, menurut tradisi Theravada) dan kaum Dharmaguptaka menjadi berpengaruh di India barat laut dan Asia Tengah, sampai masa Kekaisaran Kushan pada abad-abad pertama Masehi. Para pengikut Dharmaguptaka memiliki ciri khas kepercayaan mereka bahwa sang Buddha berada di atas dan terpisah dari anggota komunitas Buddha lainnya. Sedangkan kaum Sarvastivadin percaya bahwa masa lampau, masa kini dan masa depan terjadi pada saat yang sama. 

Dunia Helenistik
Beberapa prasati Piagam Asoka menulis tentang usaha-usaha yang telah dilaksanakan oleh Asoka untuk mempromosikan agama Buddha di dunia Helenistik (Yunani), yang kala itu berkesinambungan tanpa putus dari India sampai Yunani. Piagam-piagam Asoka menunjukkan pengertian yang mendalam mengenai sistem politik di wilayah-wilayah Helenistik: tempat dan lokasi raja-raja Yunani penting disebutkan, dan mereka disebut sebagai penerima dakwah agama Buddha: Antiokhus II Theos dari Kerajaan Seleukus (261–246 SM), Ptolemeus II Filadelfos dari Mesir (285–247 SM), Antigonus Gonatas dari Makedonia (276–239 SM), Magas dari Kirene (288–258 SM), dan Alexander dari Epirus (272–255 SM).
Dakwah agama Buddha semasa pemerintahan maharaja Asoka (260218 SM).
"Penaklukan Dharma telah dilaksanakan dengan berhasil, pada perbatasan dan bahkan enam ratus yojana (6.400 kilometer) jauhnya, di mana sang raja Yunani Antiochos memerintah, di sana di mana empat raja bernama Ptolemeus, Antigonos, Magas dan Alexander bertakhta, dan juga di sebelah selatan di antara kaum Chola, Pandya, dan sejauh Tamraparni." (Piagam Asoka, Piagam Batu ke-13, S. Dhammika)
Kemudian, menurut beberapa sumber dalam bahasa Pali, beberapa utusan Asoka adalah bhiksu-bhiksu Yunani, yang menunjukkan eratnya pertukaran agama antara kedua budaya ini:
"Ketika sang thera (sesepuh) Moggaliputta, sang pencerah agama sang Penakluk (Asoka) telah menyelesaikan Konsili (ke-3) […], beliau mengirimkan thera-thera, yang satu kemari yang lain ke sana: […] dan ke Aparantaka (negeri-negeri barat yang biasanya merujuk Gujarat dan Sindhu), beliau mengirimkan seorang Yunani (Yona) bernama Dhammarakkhita". (Mahavamsa XII).
Tidaklah jelas seberapa jauh interaksi ini berpengaruh, tetapi beberapa pakar mengatakan bahwa sampai tingkat tertentu ada sinkretisme antara falsafah Yunani dan ajaran Buddha di tanah-tanah Helenik kala itu. Mereka terutama menunjukkan keberadaan komunitas Buddha di Dunia Helenistik kala itu, terutama di Alexandria (disebut oleh Clemens dari Alexandria), dan keberadaan sebuah ordo-monastik pra-Kristen bernama Therapeutae (kemungkinan diambil dari kata Pali "Theraputta"), yang kemungkinan "mengambil ilham dari ajaran-ajaran dan penerapan ilmu tapa-samadi Buddha" (Robert Lissen).

Mulai dari tahun 100 SM, simbol "bintang di tengah mahkota", juga secara alternatif disebut "cakra berruji delapan" dan kemungkinan dipengaruhi desain Dharmacakra Buddha, mulai muncul di koin-koin raja Yahudi, Raja Alexander Yaneus (103-76 SM). Alexander Yaneus dihubungkan dengan sekte falsafi Yunani, kaum Saduki dan dengan ordo monastik Essenes, yang merupakan cikal-bakal agama Kristen. Penggambaran cakra atau roda berruji delapan ini dilanjutkan oleh jandanya, Ratu Alexandra, sampai orang Romawi menginvasi Yudea pada 63 SM.
Batu-batu nisan Buddha dari era Ptolemeus juga ditemukan di kota Alexandria, dengan hiasan Dharmacakra (Tarn, "The Greeks in Bactria and India"). Dalam mengkomentari keberadaan orang-orang Buddha di Alexandria, beberapa pakar menyatakan bahwa “Kelak pada tempat ini juga beberapa pusat agama Kristen yang paling aktif didirikan” (Robert Linssen "Zen living"). 

Ekspansi ke Asia
Di daerah-daerah sebelah timur anak benua Hindia (sekarang Myanmar), Budaya India banyak memengaruhi sukubangsa Mon. Dikatakan suku Mon mulai masuk agama Buddha sekitar tahun 200 SM berkat dakwah maharaja Asoka dari India, sebelum perpecahan antara aliran Mahayana dan Hinayana. Candi-candi Buddha Mon awal, seperti Peikthano di Myanmar tengah, ditarikh berasal dari abad pertama sampai abad ke-5 Masehi.
Penggambaran suku Mon mengenai (Dharmacakra), seni dari Dvaravati, +/-abad ke-8.
Seni Buddha suku Mon terutama dipengaruhi seni India kaum Gupta dan periode pasca Gupta. Gaya manneris mereka menyebar di Asia Tenggara mengikuti ekspansi kerajaan Mon antara abad ke-5 dan abad ke-8. Aliran Theravada meluas di bagian utara Asia Tenggara di bawah pengaruh Mon, sampai diganti secara bertahap dengan aliran Mahayana sejak abad ke-6.
Agama Buddha konon dibawa ke Sri Lanka oleh putra Asoka Mahinda dan enam kawannya semasa abad ke-2 SM. Mereka berhasil menarik Raja Devanampiva Tissa dan banyak anggota bangsawan masuk agama Buddha. Inilah waktunya kapan wihara Mahavihara, pusat aliran Ortodoks Singhala, dibangunt. Kanon Pali dimulai ditulis di Sri Lanka semasa kekuasaan Raja Vittagamani (memerintah 2917 SM), dan tradisi Theravada berkembang di sana. Beberapa komentator agama Buddha juga bermukim di sana seperti Buddhaghosa (abad ke-4 sampai ke-5). Meski aliran Mahayana kemudian mendapatkan pengaruh kala itu, akhirnya aliran Theravada yang berjaya dan Sri Lanka akhirnya menjadi benteng terakhir aliran Theravada, dari mana aliran ini akan disebarkan lagi ke Asia Tenggara mulai abad ke-11.
Ada pula sebuah legenda, yang tidak didukung langsung oleh bukti-bukti piagam, bahwa Asoka pernah mengirim seorang misionaris ke utara, melalui pegunungan Himalaya, menuju ke Khotan di dataran rendah Tarim, kala itu tanah sebuah bangsa Indo-Eropa, bangsa Tokharia.
Lihat pula: Piagam-piagam Asoka 

Penindasan oleh dinasti Sungga (abad ke-2 sampai abad ke-1 SM)
Dinasti Sungga (18573 SM) didirikan pada tahun 185 SM, kurang lebih 50 tahun setelah mangkatnya maharaja Asoka. Setelah membunuh Raja Brhadrata (raja terakhir dinasti Maurya), hulubalang tentara Pusyamitra Sunga naik takhta. Ia adalah seorang Brahmana ortodoks, dan Sunga dikenal karena kebencian dan penindasannya terhadap kaum-kaum Buddha. Dicatat ia telah "merusak wihara dan membunuh para bhiksu" (Divyavadana, pp. 429–434): 84.000 stupa Buddha yang telah dibangun Asoka dirusak (R. Thaper), dan 100 keping koin emas ditawarkan untuk setiap kepala bhiksu Buddha (Indian Historical Quarterly Vol. XXII, halaman 81 dst. dikutip di Hars.407). Sejumlah besar wihara Buddha diubah menjadi kuil Hindu, seperti di Nalanda, Bodhgaya, Sarnath, dan Mathura.
Lihat pula: Kekaisaran Sungga 

Interaksi Buddha-Yunani (abad ke-2 sampai abad pertama Masehi)
Di wilayah-wilayah barat Anak benua India, kerajaan-kerajaan Yunani yang bertetangga sudah ada di Baktria (sekarang di Afghanistan utara) semenjak penaklukan oleh Alexander yang Agung pada sekitar 326 SM: pertama-tama kaum Seleukus dari kurang lebih tahun 323 SM, lalu Kerajaan Baktria-Yunani dari kurang lebih tahun 250 SM.
Arca Buddha-Yunani, salah satu penggambaran Buddha, abad pertama sampai abad ke-2 Masehi, Gandhara.
Raja Baktria-Yunani Demetrius I dari Baktria, menginvasi India pada tahun 180 SM dan sampai sejauh Pataliputra. Kemudian sebuah Kerajaan Yunani-India didirikan yang akan lestari di India bagian utara sampai akhir abad pertama SM.
Agama Buddha berkembang di bawah naungan raja-raja Yunani-India, dan pernah diutarakan bahwa maksud mereka menginvasi India adalah untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Kekaisaran Maurya dan melindungi para penganut Buddha dari penindasan kaum Sungga (18573 SM).
Salah seorang raja Yunani-India yang termasyhur adalah Raja Menander I (yang berkuasa dari +/- 160135 SM). Kelihatannya beliau masuk agama Buddha dan digambarkan dalam tradisi Mahayana sebagai salah satu sponsor agama ini, sama dengan maharaja Asoka atau seorang raja Kushan dari masa yang akan datang, raja Kaniska. Koin-koin Menander memuat tulisan "Raja Penyelamat" dalam bahasa Yunani, dan "Maharaja Dharma" dalam aksara Kharosti. Pertukaran budaya secara langsung ditunjukkan dalam dialog Milinda Panha antara raja Yunani Menander I dan sang bhiksu Nagasena pada sekitar tahun 160 SM. Setelah mangkatnya, maka demi menghormatinya, abu pembakarannya diklaim oleh kota-kota yang dikuasainya dan ditaruh di stupa-stupa tempat pemujaannya, mirip dengan sang Buddha Gautama (Plutarkhus, Praec. reip. ger. 28, 6).
Interaksi antara budaya Yunani dan Buddha kemungkinan memiliki pengaruh dalam perkembangan aliran Mahayana, sementara kepercayaan ini mengembangkan pendekatan falsafinya yang canggih dan perlakuan Buddha yang mirip dengan Dewa-Dewa Yunani. Kira-kira juga kala seperti ini pelukisan Buddha secara antropomorfis dilakukan, seringkali dalam bentuk gaya seni Buddha-Yunani: "One might regard the classical influence as including the general idea of representing a man-god in this purely human form, which was of course well familiar in the West, and it is very likely that the example of westerner's treatment of their gods was indeed an important factor in the innovation" (Boardman, "The Diffusion of Classical Art in Antiquity").
Lihat pula: Agama Buddha-Yunani 

Berkembangnya aliran Mahayana (Abad Pertama SM-Abad ke-2)
Berkembangnya agama Buddha Mahayana dari abad ke-1 SM diiringi dengan perubahan kompleks politik di India barat laut. Kerajaan-kerajaan Yunani-India ini secara bertahap dikalahkan dan diasimilasi oleh kaum nomad Indo-Eropa yang berasal dari Asia Tengah, yaitu kaum Schytia India, dan lalu kaum Yuezhi, yang mendirikan Kekaisaran Kushan dari kira-kira tahun 12 SM.
Kaum Kushan menunjang agama Buddha dan konsili keempat Buddha kemudian dibuka oleh maharaja Kanishka, pada kira-kira tahun 100 Masehi di Jalandhar atau di Kashmir. Peristiwa ini seringkali diasosiasikan dengan munculnya aliran Mahayana secara resmi dan pecahnya aliran ini dengan aliran Theravada. Mazhab Theravada tidak mengakui keabsahan konsili ini dan seringkali menyebutnya "konsili rahib bidaah".
Konon Kanishka mengumpulkan 500 bhiksu di Kashmir, yang dikepalai oleh Vasumitra, untuk menyunting Tripitaka dan memberikan komentar. Maka konon pada konsili ini telah dihasilkan 300.000 bait dan lebih dari 9 juta dalil-dalil. Karya ini memerlukan waktu 12 tahun untuk diselesaikan.
Konsili ini tidak berdasarkan kanon Pali yang asli (Tipitaka). Sebaliknya, sekelompok teks-teks suci diabsahkan dan juga prinsip-prinsip dasar doktrin Mahayana disusun. Teks-teks suci yang baru ini, biasanya dalam bahasa Gandhari dan aksara Kharosthi kemudian ditulis ulang dalam bahasa Sansekerta yang sudah menjadi bahasa klasik. Bagi banyak pakar hal ini merupakan titik balik penting dalam penyebaran pemikiran Buddha.
Wujud baru Buddhisme ini ditandai dengan pelakuan Buddha yang mirip dilakukan bagaikan Dewa atau bahkan Tuhan. Gagasan yang berada di belakangnya ialah bahwa semua makhluk hidup memiliki alam dasar Buddha dan seyogyanya bercita-cita meraih "Kebuddhaan". Ada pula sinkretisme keagamaan terjadi karena pengaruh banyak kebudayaan yang berada di India bagian barat laut dan Kekaisaran Kushan. 

Penyebaran Mahayana (Abad pertama sampai abad ke-10 Masehi)
Dari saat itu dan dalam kurun waktu beberapa abad, Mahayana berkembang dan menyebar ke arah timur. Dari India ke Asia Tenggara, lalu juga ke utara ke Asia Tengah, Tiongkok, Korea, dan akhirnya Jepang pada tahun 538. 

Kelahiran kembali Theravada (abad ke-11 sampai sekarang)
Mulai abad ke-11, hancurnya agama Buddha di anak benua India oleh serbuan Islam menyebabkan kemunduran aliran Mahayana di Asia Tenggara. Rute daratan lewat anak benua India menjadi bahaya, maka arah perjalanan laut langsung di antara Timur Tengah lewat Sri Lanka dan ke Cina terjadi, menyebabkan dipeluknya aliran Theravada Pali kanon, lalu diperkenalkan ke daerah sekitarnya sekitar abad ke-11 dari Sri Lanka.
Raja Anawrahta (10441077), pendiri sejarah kekaisaran Birma, mempersatukan negara dan memeluk aliran Theravada. Ini memulai membangun ribuan candi Budha Pagan, ibu kota, di antara abad ke-11 dan abad ke-13. Sekitar 2.000 di antaranya masih berdiri. Kekuasaan orang Birma surut dengan kenaikan orang Thai, dan dengan ditaklukannya ibu kota Pagan oleh orang Mongolia pada 1287, tetapi aliran Buddha Theravada masih merupakan kepercayaan utama rakyat Myanmar sampai hari ini.
Kepercayaan Theravada juga dipeluk oleh kerajaan etnik Thai Sukhothai sekitar 1260. Theravada lebih jauh menjadi kuat selama masa Ayutthaya (abad ke-14 sampai abad ke-18), menjadi bagian integral masyarakat Thai. Di daratan Asia Tenggara, Theravada terus menyebar ke Laos dan Kamboja pada abad ke-13.
Tetapi, mulai abad ke-14, di daerah-daerah ujung pesisir dan kepulauan Asia Tenggara, pengaruh Islam ternyata lebih kuat, mengembang ke dalam Malaysia, Indonesia, dan kebanyakan pulau hingga ke selatan Filipina.








 




 

Jejaring sosial

Saran

tombol masukan dan saran
Copyright 2010 Yani Rasmadi. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog