Rabu, 22 Juni 2011

Kuis TIK Power Point 2007

Sebenarnya ada banyak pilihan software aplikasi yang dapat kita gunakan untuk eksplorasi dalam pengajaran. Yang terpenting ketika kita menggunakan software aplikasi dalam pengajaran adalah kemudahan dalam penggunaan dan sampainya materi yang akan diberikan ke siswa-siswa kita. Percuma kita menggunakan software yang canggih, tetapi materi malah tidak sampai ke siswa. Hal tersebut bukan berarti bahwa kita antipati terhadap software aplikasi yang canggih. Sebagai tenaga pendidik kita juga harus pandai-pandai memilih media yang akan kita gunakan.
Di semester II ini saya mengajar animasi dengan software Macromedia Flash. Saya sedikit melakukan eksplorasi dalam evaluasi. Kalau di semester-semester sebelumnya saya gunakan ujian tulis biasa (soal diketik di kertas), maka kali ini saya gunakan Power Point 2007 untuk menaruh soal-soal TIK materi Macromedia Flash.
Berikut deskripsi evaluasi berbentuk kuis  yang saya gunakan.
1. Bentuk soal: uraian singkat.
2. Media: PowerPoint 2007
3. Jumlah soal = 20 soal uraian singkat.
4. Tempat: lab komputer.
5. Jumlah siswa: 35-38.
6. Waktu: 4-5 menit (disesuaikan dengan tingkat kesulitan siswa).
7. Sifat ujian: boleh buka modul/mencoba di software Flash.
8. Jenis soal: jenis soal biasanya soal-soal yang berkaitan dengan tools, fungsi tools dan shortcut.
9. Kuis ini boleh diberitahukan kepada siswa 1 minggu sebelumnya atau tidak diberitahukan terlebih dahulu bagi saya tidak masalah.
Mekanisme:
Guru membuka slide show yang berisi 20 soal.  Slide show akan berjalan secara otomatis. Tiap slide berisi 5 soal dan maksimal pengerjaan 1 menit.  Jadi siswa mengerjakan selama 4-5 menit. Gunakan Rehearse Timings untuk mengatur waktu slide show. Slide show akan di tampilkan 2 kali (tergantung kemampuan siswa). Setelah waktu habis, pekerjaan siswa dikumpulkan, bisa langsung dikoreksi atau koreksi silang dengan kelas lain.
Kelebihan dengan metode ini:
1. Waktu yang digunakan lebih singkat (menghemat waktu).
2. Praktis, tidak perlu fotokopi kertas ulangan.
3. Mudah untuk memodifikasi soal.
4. Cocok untuk kuis-kuis TIK (berkaitan dengan perangkat lunak yang sedang dipelajari).
5. Kuis menjadi menarik dan tidak membosankan.
Kelemahan:
1. Dalam hal pengawasan, ada kemungkinan untuk mencontek, dapat disiasati dengan pengawasan yang lebih ketat. Dengan kuis ini biasanya siswa disibukkan dengan mencoba di komputer sehingga untuk melihat pekerjaan teman lain kecil kemungkinannya.
2. Evaluasi dengan bentuk kuis ini hanya cocok dengan bentuk uraian singkat.
Demikian sedikit cerita saya, salah satu pengalaman dalam bidang pengajaran terutama ketika saya memberikan evaluasi ke siswa. Refleksi: saya cukup merasa senang untuk melakukan eksplorasi ini, karena membuat saya untuk semakin maju dan berkembang ketika mengajar.
Semoga pengalaman singkat saya ini bermanfaat bagi Anda. Saran saya: jangan segan-segan untuk mencoba !!!
Berikut ini file kuis TIK yang saya ceritakan di atas. Ada dua file PowerPoint yang dapat Anda gunakan untuk berlatih. Dalam file ini juga saya sertakan jawaban dari soal dalam kuis.


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
Yup, saya beneran lieur. Tapi mau tidak mau ini harus dipelajari. Jadi, saya bertanya dengan para senior yang ada di sekolah. Dan kira-kira seperti inilah pemahaman saya. Tolong dikoreksi kalau salah ya.
catatan: SK tidak boleh diubah (sesuai kurikulum). Namun boleh ditambah kalau tidak ada. Penulisannya pun disesuaikan dengan peraturan yang ada (kalau tidak salah ada lembar penggunaan kalimat operasional yang berupa kata kerja untuk pembuatan SK dan KD)
Standar Kompetensi (SK) adalah tujuan pembelajaran secara umum. Misalkan, semester ini saya ingin mengajarkan Corel Draw sebagai program perangkat lunak pengolah grafis. Apa yang saya harapkan dari siswa setelah mereka mempelajari program pengolah grafis ini? Tentu harapannya adalah agar siswa dapat menggunakan program Corel ini. Maka, Standar Kompetensi nya adalah: Menggunakan perangkat lunak pengolah grafis.
Selanjutnya, Kompetensi Dasar(KD). Kompetensi dasar ini berupa penjabaran dari standar kompetensi.
Contoh: Untuk dapat menggunakan program Corel Draw apa yang ingin Anda berikan kepada siswa terlebih dahulu? Menjelaskan aplikasi lain untuk program grafis? Perbedaan program grafis berbasis bitmap dan vektor? Contoh grafis berbasis vektor dan bitmap? Nah, kesemuanya dapat Anda rangkum di dalam kompetensi dasar. Jadi, kompetensi dasar nya adalah Mengenal Corel Draw sebagai program pengolah grafis. Sedangkan urutan materi yang ingin diberikan tadi dapat dimasukkan dalam kolom materi pokok.
Berikutnya, Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa bersama guru di kelas. Bisa berupa demonstrasi, tanya jawab, diskusi, game, praktikum, dll.
Indikator , mengacu kepada materi pokok. Kalau materi pokoknya adalah pengertian grafis berbasis vektor dan bitmap, maka indikatornya adalah: mampu menjelaskan pengertian grafis berbasis vektor dan bitmap. dstnya.
Penilaian: bisa tes lisan, tertulis, kinerja saat praktikum, hasil karya (portofolio).
Alokasi waktu: waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pembelajaran pada setiap KD.
Sumber/Bahan ajar/Alat: Buku paket, modul (halaman berapa), dll.
Ppfuuh, melihat ini saya langsung memeriksa silabus yang sudah saya buat sebelumnya. Arghh, kayanya musti diulang nih. Dan akhirnya, satu hari ini saya coba selesaikan silabus yang sudah saya buat sebelumnya dengan susah payah. Dan contoh di atas adalah salah satunya. Saya memang harus lebih banyak belajar. Terima kasih ya teman-teman yang sudah sangat berbaik hati mengajarkan saya . Jika ada masukan, kritik ataupun saran sehubungan dengan pembuatan silabus ini jangan segan-segan mengirimkannya ya.
Jika ada yang berminat mengunduh hasil pembuatan silabus ini akan saya letakkan di halaman file di blog yang sama. Tunggu ya




Mengembangkan Silabus

Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembagan penilaian hasil belajarnya. Silabus berisikan komponen dasar yang dapat menjawab permasalahan :
  • Apa yang akan dibelajarkan?
  • Bagaimana cara membelajarkannya?
  • Bagaimana cara memenuhi target pencapaian hasil belajarnya?
Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi tertentu. Beberapa komponen silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru dalam mengelola pembelajaran, antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, asesmen pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar.
1. Bagaimana mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar ?
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. Penempatan Standar Kompetensi pada silabus dimaksudkan untuk memandu guru atau pengembang silabus dalam menjabarkan Kompetensi Dasar menjadi pengalaman belajar, sehingga rangkaian kegiatan belajar siswa tidak menyimpang dari koridor kemampuan siswa yang ingin dicapai.
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya. Di dalam komponen Kompetensi Dasar ini juga dimuat hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
§ urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
§ keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
§ keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
2. Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar?
Materi pembelajaran adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. Penempatan materi pembelajaran di dalam silabus berfungsi sebagai payung dari setiap uraian materi yang disajikan dalam kegiatan belajar siswa.
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h) alokasi waktu.
Agar penjabaran dan penyesuaian kompetensi dasar tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menseleksi materi yang perlu diajarkan. Kriteria tersebut antara lain:
1) Sahih (Valid)
Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan materi, sehingga materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.
2) Tingkat Kepentingan (Significance)
Dalam memilih materi di sini perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut: Sejauh mana materi tersebut penting dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa penting?. Dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
3) Kebermanfaatan (utility)
Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun non akademis. Bermanfaat secara akademis, artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara non akademis, maksudnya adalah bahwa materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
4) Layak dipelajari (learnability)
Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
5) Menarik minat (interest)
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.


3. Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran?
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral (mudah ke sukar; konkret ke abstrak; dekat ke jauh) juga memerlukan urutan pembelajaran yang terstruktur. Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu: kegiatan siswa dan materi.
Dalam memilih kegiatan siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran sebaiknya dipertimbangkan hal-hal berikut ini:
  • Hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
  • Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Misalnya observasi di lingkungan sekitar, penyelidikan, eksperimen, pemecahan masalah, simulasi, wawancara dengan nara sumber, pengembangan teknologi, penggunaan peta dan foto, pemanfaatan kliping.
  • Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia.
  • Bervariasi dengan mengkombinasikan antara kegiatan belajar perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal
  • Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program pembelajaran yang dirancang untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensi dari pembelajaran berbasis kompetensi ini, materi pembelajaran yang dipilih haruslah yang bermakna, yakni yang memberikan kecakapan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajarinya, sehingga siswa terhindar dari materi-materi yang tidak menunjang pencapaian kompetensi. Agar siswa belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepatguna, sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata siswa. Demikian juga, guru harus punya sensitifitas yang tinggi dan dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.



 

Jejaring sosial

Saran

tombol masukan dan saran
Copyright 2010 Yani Rasmadi. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog