Kamis, 26 Mei 2011

About Pulau Madura

Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.

Daftar isi

Administrasi

Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
  1. Kabupaten Bangkalan
  2. Kabupaten Sampang
  3. Kabupaten Pamekasan
  4. Kabupaten Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M ".

Sejarah

Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.[1]

Ekonomi

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Budaya & Seniman Madura

Madura terkenal dengan budaya Karapan sapinya.
  • Budayawan Madura  :- Prof Dr.Abdul Hadi,WM - Kadarisman Sastrodiwiryo ,- D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
  • Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut: Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )
  • Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura : Adrian Pawitra
  • Dr. A. Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)
  • Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962)
  • Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya

[sunting] Daftar tokoh Madura

  • KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil * merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.

  • Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, Yg akhirnya * diHukum mati oleh Kolonial belanda.

Tokoh Madura Penjabat Tinggi Negara Republik Indonesia  
* 1.Ketua Mahkamah Konstitusi            : Prof.Dr.Mahmud,MD
* 2.Ketua Badan Pemeriksa Keuangan       : Hadi Purnomo
* 3.Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan : Dr. Ir. Herman Widyananda, SE., M.Si.
Tokoh Madura Mentri Kabibinet Republik Indonesia
*1.Mentri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta : Soemarno Sosroatmodjo untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966
*2.Mentri Perdagangan                           : Rachmat Saleh
*3.Mentri Pendidikan dan Kebudayaan             : Prof.DR.Ing. Wardiman Joyonegoro
*4.Mentri Dalam Negeri                          : Jendral R.Hartono 
*5.Mentri Kehutanan                             : Djamaludin Suryohadikusumo
*6.Mentri Pertahanan dan Keamanan               : Prof.DR.Mahfud ,MD
*7.Mentri Kehutanan                             : DR.Nur Mahmudi ( Ketua PKS )
Tokoh Madura Setingkat Mentri

*1.Gubernur Bank Indonesia : Rahmat Saleh
*2.Ketua BPS RI            : Majid
*3.Jaksa Agung RI          : Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH
Tokoh Madura Menjadi Gubernur
1.Gubernur Jawa Timur   : Raden Panji Moch.Noer
2.Gubernur DKI Jakarta  : Soemarno Sosroatmodjo
Tokoh Madura di Militer
  • Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD ) .Jendral TNI R.HARTONO
  • Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL ) .Laksamana.Muhammad Arifin
  • Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU ) .Marsekal Hanafie Asnan(Bangkalan,17november 1945):http://id.wikipedia.org/wiki/Hanafie_Asnan
  • Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI ) .Jendral Polisi Banurusman, Jendral polisi Roesman Hadi
Toko Madura di Dunia Pendidikan Dan Peneliti Akedemisi
  • Rektor Universitas Gajah Mada  : Prof DR.Ischasul Amal
  • Rektor Universitas Negeri Airlangga  : Prof DR HR Soedarso Djojonegoro AIF Bin Abdul Mutallib(ayahnya Madura),link:
  • http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html
  • Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura  : Prof DR Ir.M.Iksan Semaoen,Msc
  • Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA  : Prof Dr Nurcholish Madjid atau biasa disebut Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura)
  • Guru Besar di Institute Teknologi Surabaya  : Prof DR Ir HM Rachimoellah Dip EST
  • Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama )  : Prof DR Mien Ahmad Rifai (Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru)
  • Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University : Prof.Iwan Jaya Azis SE, M.SC, Ph.D( Azis ayahnya Madura, Pemilik * Surabaya Post)
  • Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada  : Prof DR Syairul Alim
  • Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada: Prof. Dr. Riswandha Imaw(Bangkalan):http://id.wikipedia.org/wiki/Riswandha_Imawan
  • pengamat ekonomi dan politikus PAN  : Prof.DR Didik Junaidi Rachbini
Pahlawan dari Madura

Aktifis Sosial LSM
  • Roostien Ilyas

Lain-lain

  • Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
  • Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari:
  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
(sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966)

Referensi

  1. ^ Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.
  2. ^ Rachbini, D.J., Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.

Lihat pula

Pranala luar



Related Article:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar


 

Jejaring sosial

Saran

tombol masukan dan saran
Copyright 2010 Yani Rasmadi. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog